Rabu, 23 November 2011

How Embarrassing!! (partII: Menjelang Wisuda)


Kampus telah sepi. Gladi resik juga sudah usai sejak tadi. Hanya tinggal rekan-rekanku satu rombongan angkatan XV-Merak. Sedang yang lainnya membubarkan diri menuju tempat masing-masing. Usai makan siang dan sholat rencananya rombongan kami akan bertolak ke Serang dan Cilegon, di mana lima tahun terakhir ini kami ditempatkan bekerja. 

Mumpung masih ada waktu, aku dan Hastha, rekan perempuanku satu-satunya hendak ke toilet dulu sebelum perjalanan jauh. Ternyata semua toilet sudah dikunci. Kata salah seorang staf masih ada yang dibuka. “Di gedung baru Mbak, paling ujung dekat ruang Direktur,” katanya. Halah, jauhnya.. Di lantai dua lagi. Ya sudah, daripada kebelet di jalan.. Sambil cekikak cekikik berdua kami meluncur ke toilet tujuan. 

Sepi.. Dan dari tiga toilet hanya satu yang buka. “Hastha duluan aja,” kataku. Kupikir aku masih bisa nahan. Hastha selesai, giliranku. Aku masuk, menunaikan hajatku. Selesai, benah-benah, beres. Kubuka pintu, terkunci. Deg!! Kok terkunci sih. Kubuka lebih keras, masih terkunci. Aneh, biasanya kan toilet bisa dibuka dan dikunci dari dalam saja. Tadi waktu Hastha masih bisa. Kupanggil Hastha. Tiada sahutan. Lho kemana Hastha ini, mosok aku ditinggal sendiri. Sedikit panik kucoba lagi membuka pintu pelan-pelan, biasanya dengan sedikit perasaan hal-hal seperti ini berhasil.

Tirai2 Jahitanku..




Tirai2 ini kalau memesan di tukang tirai mahal harganya.. Dengan sedikit sentuhan, tirai jahitan sendiri jadi sedikit antik & tentu saja lebih puas..