Satu kata yang pantas kuucap pagi ini adalah, Alhamdulillah.
Saat kubuka mata dari tidur lelapku. Untuk yang pertama kalinya selama seminggu
ini, aku terbangun dengan kepala yang tak lagi berdenyut. Untuk pertama kalinya
juga kepala ini terasa ringan untuk bersimpuh, bersujud di hadapNya. Entahlah,
jika saja tak pernah kurasa nikmat sakit, maka tak pernah pula kurasa nikmat
sehat yang luar biasa dan kadang terlupa.
"Jika umurmu tak sepanjang umur dunia, maka sambunglah dengan pena.."(Pramoedya Ananta Toer)
Kamis, 28 Februari 2013
Jumat, 22 Februari 2013
Buku
Kami sekeluarga pecinta buku, atau tepatnya bacaan. Kami
suka membaca. Dari kecil saya suka baca. Meski bukan berarti buku saya banyak.
Buku bagi saya di masa kecil, adalah barang mewah yang sungguh berharga. Masa
kecil saya, yang hidup di pelosok gunung, jauh dari kota, tentu jauh juga dari
pusat informasi. Maka bacaan andalan saya adalah buku-buku di perpustakaan
sekolah. Ada tabloid langganan dari kantor Bapak, yang dikirim sebulan sekali.
Isinya seputar pekerjaan Bapak, kehutanan, reboisasi, persemaian bibit pohon
dan lainnya. Tapi entah mengapa saya sangat menyukainya. Saking nggak ada
bacaan kalee.
Kamis, 21 Februari 2013
BATAGOR - Bakso Tahu Goreng
Ini salah satu makanan kesukaan saya. Dulu saya pikir
bikinnya susah dan ribet. Ternyata gampang. Makanya kalo sekeluarga lagi pingin
batagor, saya bikin sendiri aja. Apalagi
kalo bikin sendiri rasanya sesuai selera. Kalo mau, boleh dicontoh resepnya..
Rabu, 20 Februari 2013
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Membaca itu, seperti halnya menulis, memasak, menjahit,
mengurus rumah, juga menyetir. Bagi saya beda-beda tipis lah. Semuanya
seputaran perasaan dan kebiasaan yang dilatih dengan kesabaran. Kalo memasak,
saya hadapi sebagai kebutuhan akan makanan. Tapi saya sangat fleksibel,
sepertinya ibu-ibu yang lain juga begitu. Ketika badan terasa segar, memasak
sepagian juga seneng aja rasanya.
Jumat, 08 Februari 2013
Doa Orang Tua - Anak
Udara segar
menerpa wajahku ketika melewati jalan raya Mlarak-Siman. Kulirik jam di
pergelangan tangan, jam 7 lebih sedikit. Langit masih tertutup mendung bekas
hujan tadi malam. Aku masih duduk mematung di belakang Bapak yang sedang mengantarku. Motor berjalan
pelan namun pasti, tujuan kami terminal Ponorogo. Sepanjang jalan sawah
menghijau, gunung di kejauhan dan udara pagi bercampur sedikit kabut.
Masih
terbayang jelas di pelupuk mataku, sosok bocah berkemeja lengan pendek abu-abu
tua, celana hitam, bersepatu pantovel hitam mengkilat, dengan tangan kiri
menenteng
Langganan:
Postingan (Atom)