Rabu, 12 Juni 2013

Uniknya Nama Jalan di Kota Serang



Kira-kira 16 tahun lalu sejak saya merantau di Banten, tepatnya di Serang – Cilegon. Yang saya tuju pertama kali adalah Cilegon. Bersama teman-teman senasib sepenanggungan, dimana kami ditempatkan bekerja, menjalani ikatan dinas. Beberapa tahun kemudian.. Tepatnya tahun 1999, barulah saya pindah ke Serang, hingga kini. Dalam kurun waktu itu, banyak sekali perubahan yang saya rasakan di kota ini. Lingkungannya, pembangunan, orang-orangnya, lalu lintasnya, dsb.

Ngomongin lalu lintas. Ada hal menarik tentang lalu lintas di kota Serang. Saya mengenal seluk beluk jalanan di kota ini karena sering ‘tersesat’ naik angkot. Kok bisa? Iya, karena jurusan angkot di Serang yang unik, kalau wong Jowo bilang, on demand. Sesuai permintaan penumpang. Jadi kalau kita mau ke Kebonjahe misalnya, kita tunggu angkot apa saja. Nanti angkotnya akan berhenti depan kita, “Kemana?” Kata supirnya. Kalau kita bilang Kebonjahe, ya kita disuruh naik. Padahal penumpang yang sudah ada di dalam angkot jurusannya macem-macem. Yang pasti, demi mengantar penumpang sesuai tujuan masing-masing, jalur yang dilewati banyak. Saya pikir, dulu saya yang salah jalan alias tersesat. Ternyata memang supirnya seneng menyesatkan diri.

Kata Mereka Tentang 'Pena Bunda'



Ketika saya menyusun buku ini, saya berharap sangat akan manfaatnya bagi pembaca dan orang-orang di sekitar mereka. Sederhana saja. Dan tema tulisan saya juga sederhana, tentang kehidupan sehari-hari ibu rumah tangga bersama keluarga. Banyak hal sederhana yang terjadi, kadang terlupakan begitu saja, bahkan mungkin tak berkesan bagi orang lain. Namun bagi saya, ini salah satu pelajaran hidup. Saya sangat bersyukur dikaruniai kesempatan untuk tinggal di rumah mengurus keluarga. Maka bersama keluarga saya menangkap banyak ilmu hidup. 

Beberapa tulisan yang pernah saya posting di facebook, (waktu itu) di multiply kemudian ke blogspot, saya susun kembali. Tak lain supaya lebih enak dibaca. Dulu, di awal 2012 sempat saya fotokopi dan dibagikan ke teman-teman yang berminat. Alhamdulillah, kini ‘fotokopian’ itu sudah lebih bagus kemasannya, memudahkan untuk dibaca.


Banyak komentar dan masukan dari teman-teman yang telah membaca buku ini, saya bersyukur. Dengan segala kerendahan hati, semoga makin banyak yang dapat memetik manfaat dan kebaikan darinya.