Bagi para orang tua yang memiliki anak kecil, menahan kantuk
adalah hal yang lumrah dan biasa. Apalagi jika si anak tak kunjung tidur,
sedang mata para orang tua tak bisa diajak kompromi. Beraat rasanya. Pinginnya
sih, saat itu juga anak-anak juga ngantuk dan dengan manisnya minta tidur.
Nggak usah baca buku, pokoknya langsung tidur aja. Enak kan..
Selama Ramadhan ini, terutama malam hari selepas isya dan
tarawih, frekuensi ngantuk saya bertambah,
bahkan lebih parah. Memang rutinitas selama puasa ini sedikit berubah.
Makin banyak yang harus dilakukan, apalagi pas ada mas Ahnaf di rumah.
Sebenernya di siang hari saya punya kesempatan tidur, meski tak lama. Rasanya
pun lumayan segar. Tapi beranjak malam, apalagi setelah buka puasa, perut telah
terisi, cuaca sering hujan dan dingin. Suasananya sangat membelai mata untuk
segera terpejam. Apalagi saya tak ingin tidur larut, supaya bangun lebih awal.
Idris dan Ilyas punya kebiasaan membaca buku sebelum tidur.
Di hari-hari biasa rasa kantuk jarang menyerang. Masih bisa dikendalikan. Namun
selama puasa ini, amboii. Malam hari rasanya saya sudah tak kuat. Sehabis gosok
gigi mereka biasanya menenteng buku-buku yang mau dibaca. Melihatnya saja sudah
membuat mata saya makin ngantuk. Kalau mereka sudah minta dibacakan beberapa
buku, saya berusaha menawarnya.