"Membaca buku karya mbak Wiwin mengingatkanku untuk membaca, mempelajari dan mengamalkan Al Qur'an. Belajar dari Ahnaf untuk semangatnya menghafal surat-surat Allah" (Tiara Fanny-Semarang)
"Buat Wien, buku nya inspiratif sekali.
Semoga sebagai ibu kita bisa memperbaiki yang salah dan memberikan yang terbaik untuk
anak-anak kita" (Zurnevi Buchari-Ibu Rumah Tangga, Cilegon)
"Satu hal yang pasti, ini adalah salah satu buku indie yang diangkat dari blog yang menarik dan menyentuh sekali. Aku hanyut dalam setiap lembar tulisan Wien, dan juga gak mengira diksi yang digunakan menarik.
Cerita tentang anak-anaknya terutama tentang Ahnaf sangat menggugah hatiku. Jadi ingin berguru caranya mendidik Ahnaf..
Juga ketika di halaman 142 dengan judul Kala Senja yang menutup kisah buku ini, aku begitu terbawa dengan isi tulisan. Ikut merasa di posisi Wien yang berdiri di jendela dan menuliskan diksi yang menyentuh.
Buku ini bagus. Kalau tidak, gak mungkin aku share ke teman semua
#nanti kalau udah di depan komputer, Wien akan kumention. Agar Wien tahu, bukunya bagus banget
Membaca buku ini, seperti
meminum coffee latte seteguk demi seteguk. Tiap babnya, ingin kunikmati
perlahan dan tak ingin segera tamat
Its nice book, indeed" - Dian Onasis, penulis
Its nice book, indeed" - Dian Onasis, penulis
"Kata 'saja' dan kata 'biasa'
seringkali, amat sering bahkan, ditempelkan di profesi Ibu rumahtangga.
Sehingga dibaca menjadi : Ibu rumahtangga saja, atau Ibu Rumahtangga biasa.
Bisa jadi, ini salah satu cerminan budaya timur untuk merendahkan diri, atau bisa juga karena ada anggapan diri bahwa, profesi sebagai Ibu Rumahtangga adalah profesi yang lebih rendah daripada profesi yang lain.
Buku Pena Bunda, tulisan Sri Winarti, memberikan garis bawah tegas, bahwa pekerjaan Ibu Rumahtangga bukanlah biasa dan saja. Bagaimana seorang manusia memiliki iman dan moral yang baik, biasanya kita berpaling, melihat pada ibundanya. Seorang teman yang memilih beralih profesi dari pekerja kantoran, menjadi Ibu Rumahtangga pernah berkomentar, betapa sulitnya profesi ini. Tak terjadwal!
Sejak kapan ada jadwal kapan seorang anak akan sakit? Kapan terjadwal sebuah dokumen penting akan hilang, terselip? Dan kapan ada jadwal genteng akan melorot dan membuat rumah bocor?
Dengan seru dan manis, Mbak Wien menuliskannya. Menulis dari hal-hal sederhana. Menulis dari hati.
Sayang di sana-sini ada untaian kalimat yang masih perlu di tata dan diedit lagi. Tapi okelah..ceritanya jauh lebih menarik. Dan kelihatannya, aku mau pesan lagi untuk kado ke beberapa teman. Hehe.." (Wrini Harlindi-Bekasi)
Bisa jadi, ini salah satu cerminan budaya timur untuk merendahkan diri, atau bisa juga karena ada anggapan diri bahwa, profesi sebagai Ibu Rumahtangga adalah profesi yang lebih rendah daripada profesi yang lain.
Buku Pena Bunda, tulisan Sri Winarti, memberikan garis bawah tegas, bahwa pekerjaan Ibu Rumahtangga bukanlah biasa dan saja. Bagaimana seorang manusia memiliki iman dan moral yang baik, biasanya kita berpaling, melihat pada ibundanya. Seorang teman yang memilih beralih profesi dari pekerja kantoran, menjadi Ibu Rumahtangga pernah berkomentar, betapa sulitnya profesi ini. Tak terjadwal!
Sejak kapan ada jadwal kapan seorang anak akan sakit? Kapan terjadwal sebuah dokumen penting akan hilang, terselip? Dan kapan ada jadwal genteng akan melorot dan membuat rumah bocor?
Dengan seru dan manis, Mbak Wien menuliskannya. Menulis dari hal-hal sederhana. Menulis dari hati.
Sayang di sana-sini ada untaian kalimat yang masih perlu di tata dan diedit lagi. Tapi okelah..ceritanya jauh lebih menarik. Dan kelihatannya, aku mau pesan lagi untuk kado ke beberapa teman. Hehe.." (Wrini Harlindi-Bekasi)
"Masyaallah, bukunya enaak banget dibacanya. Cara
penceritaannya ngalir, banyak sekali pengalaman sederhana yang bisa kita ambil
hikmahnya." (Ahmad Rifai Rifan – Penulis bestseller Man Shabara Zhafira, Tuhan Maaf kami Sedang
Sibuk, dll)
“Mantap ceritanya..” (Hastha W, karyawan swasta)
“Bukunya bagus, saya senang bacanya dan inspiratif..” (Yuyun
Yuniarsih-Guru)
Terakhir tak lupa terima kasih buat teman-teman yang
bersedia memberi endorsement; Pak Ali
Muakhir, Bu Ruli dan Maya..
“Siapa bilang menjadi Ibu Rumah Tangga tidak
menyenangkan? Selain menumbuhkan anak-anak dengan penuh cinta, ternyata
hikmahnya berbuah pengalaman luar biasa. Seperti luar biasanya buku ini.” (Ali Muakhir – Book Creator, peraih adikarya IKAPI, ayah dari 3
‘malaikat’- Bandung)
“Hanya sedikit bunda yang mengintegrasikan
inderawinya dengan hati, -yang dengannya terlihatlah mutiara kemilau anak kita.
Wien termasuk yang sedikit itu..” (Ruli
Narulita – Psikolog, Parenting Motivator, Ibu 5 putra & putri)
“Cerita demi cerita dalam buku ini membuat
saya tertawa dan menangis haru. Banyak hal yang menginspirasi saya sebagai Ibu
muda dengan dua putera, untuk belajar "berkompromi" dengan ulah
jagoan-jagoan saya yang terkadang menguras stok sabar. Menjadi ibu rumah tangga
bukan berarti kita menjadi wanita menyedihkan yang terpenjara di rumah. Justru
sebaliknya, melihat dan mendampingi anak di setiap tumbuh kembangnya adalah
kebahagiaan yang tak tergantikan..” (Maya
Taufiq – Ibu Rumah Tangga, Pengelola ‘Pawon Bunda’ – Ruwais, UAE)
Judul: Pena Bunda
Penulis: Wien
Tahun terbit: Maret 2013
Penulis: Wien
Tahun terbit: Maret 2013
Penerbit: Dapurbuku
Jumlah halaman: x + 148 halaman
Ukuran: 14,8 x 21 cm
Genre: Non fiksi
Harga: Rp 33.000 plus ongkir
ISBN: 978-602-7749-61-0
Jumlah halaman: x + 148 halaman
Ukuran: 14,8 x 21 cm
Genre: Non fiksi
Harga: Rp 33.000 plus ongkir
ISBN: 978-602-7749-61-0
Pemesanan via sms: 087808224168 (Wiwin)
atau ke penerbit: Dapurbuku.com
atau ke penerbit: Dapurbuku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar