Humor Madura Untuk Penyegar Jiwa

Rating:	★★★
Category:	Books
Genre:	Other
Author:	H. Musa, MBA

Kemarin saya iseng ke sebuah toko di Serang, niatnya mau beli spidol, buku mewarnai & peralatan mewarnai lainnya buat si kembar. Ternyata di situ banyak digelar buku2 lawas yang diskonnya gede2an. Nggak tahan godaan akhirnya beli juga beberapa buku, salah satunya buku ini, “Humor Madura Untuk Penyegar Jiwa”

Hal-hal yang berbau ‘Madura’ selalu manarik bagi saya. Maklum masa kecil saya berada di lingkungan masyarakat yang dominan berbahasa Madura. Buku ini berisi hal-hal lucu yang banyak mengambil karakter kebanyakan orang Madura, teguh pendirian (meski salah), banyak alasan, sedikit cerdas meski juga sedikit konyol. Pas udah baca, saya nguekek teringat bahwa hal-hal lucu ini memang ada yang sudah ‘memasyarakat’ di kalangan orang Madura. Apalagi si tokoh Brudin, mengingatkan saya pada sandiwara radio berbahasa Madura yang dulu saya dengar di Probolinggo. Entah sekarang masih ada atau tidak.

Bagi anda orang Madura atau bukan silakan mencermati sebagian isi buku mungil ini.. He he..

Becak (IV)

PENUMPANG : “Ke lapangan karapan sapi, berapa Cak?”
BECAK : “Dua ribu.”
PENUMPANG : “Seribu saja lah. Dekat kok, itu kelihatan.”
BECAK : :Boo, langit juga kelihatan. Siapa mau narik ke sana..”

Petir

Seorang pedagang sate buang air kecil dekat pos jaga SATPAM pelabuhan Kamal. Sembari kencing, penjual sate kentut agak keras.

SATPAM : “Hai, kamu ini ndak sopan. Sudah kecing, kentut lagi.”
PEDAGANG SATE : “Boo, mosok kencing ndak boleh kentut, Pak. Wong hujan juga ada petirnya.”

Meresapi

BU GURU : “Nilai pelajaran kesenianmu selalu jelek, itu karena kamu kurang meresapi.”
TOLE : “Itu tidak benar, Bu. Saya selalu meresapi. Sejak sapi Bapak saya beranak, setiap pagi saya peras, dan susunya kami minum sekeluarga.”
BU GURU : “Itu namanya meres – sapi..”

Kelas ekonomi

Brudin naik pesawat dari Surabaya ke Jakarta. Tiket yang dibelinya adalah kelas ekonomi, tetapi dia duduk di kelas eksekutif.

PRAMUGARI : “Bapak duduknya jangan di sini. Bapak harus pindah belakang.”
BRUDIN (menjawab dengan nada marah) : “Tidak, saya tidak mau pindah ke belakang. Saya orang terpandang di desa saya. Kalau ada acara-acara saya mesti duduk di depan.”

Karena pramugari tidak bisa mengatasi, ia lapor pada pilot agar dapat membujuk Brudin pindah ke kelas ekonomi.

PILOT : “Bapak mau berangkat kemana ya?”
BRUDIN : “Ke Jakarta.”
PILOT : “Ooh, kalau Bapak mau ke Jakarta harus duduk di kursi jurusan Jakarta, yaitu di kursi tengah dan belakang. Kursi-kursi di sini untuk jurusan Bandung.”
BRUDIN : “Boo, kalau begitu saya pindah saja.”

Kata-kata Sulit
Kata-kata dalam bahasa Madura yang sulit diucapkan oleh bukan orang Madura adalah badah baddanah beddak beddha (dibaca: bede bedena bedek bedde) Yang artinya ada tempat bedak sobek..


Graha Asri, 29 Januari 2012