Rabu, 08 Februari 2012

About Twins (part V: Menjelang Tidur)

“Ibu sih, nggak pernah ngrasain punya saudara kembar… Asik tau..” Itu perkiraan saya ketika memikirkan apa yang ada di benak Idris dan Ilyas. Di tengah kejengkelan saya karena mereka asik mengobrol berdua. Padahal hari sudah malam. Mata pun ingin segera terpejam, setelah seharian beraktivitas.

Biasanya saya menemani mereka menjelang tidur. Meskipun sudah terbiasa tidur berdua, tetap saja saya menemani hingga mereka terlelap. Nah, menunggu terlelapnya ini yang lama. Kalau saya sedang fit, oke saja saya ladeni. Apalagi tugas saya hanya menemani. Tapi ya itu, lama. Kadang mereka menggambar dulu, di kasur. Sebelum tidur mereka membawa peralatan gambar, mewarnai dll. Kadang merakit robot2an, kadang membaca buku. Atau kalau nggak, ya ngobrol aja. Meski sudah dipancing berdoa dan baca al-ma’tsurat, tetap saja setelahnya mereka beraktivitas lagi.



Sebenarnya pula, posisi mereka berjauhan, dipisahkan oleh saya. Idris di kasur kiri, saya di kasur tengah, Ilyas di kasur kanan. Tapi sepertinya kepindahan mereka ke kamar dianggap memindah area bermain, sebelum benar2 tertidur lelap. Dan mereka berdua sama, kalau belum selesai melakukan aktivitasnya, tidak mau berhenti. Suatu kali Idris, pernah menggambar, saya tak hendak melihatnya sebelum jadi. Saya bujuk untuk tidur belum mau. Saya tanya, “Idris gambarnya udah selesai?”  “Belum..” katanya. Dia masih serius.  Ketika dia sudah tidur dan saya sempat mengamati gambarnya, ternyata dia tadi menggambar keluarga domba, seperti shaun the sheep. Lengkap dengan pohon2, anjing penjaga dan rumah pak tani. Saya tertegun, pantas saja dia tidak mau berhenti menggambar.


Lain halnya Ilyas, ketika itu dia tidur membawa robot rakitan yang masih berantakan. Dia minta dibuatkan robot ke saya. Saya buatkan, tapi dia malah marah, sepertinya kurang sreg dengan keinginannya. Akhirnya dia membuat sendiri, dan ternyata memang lebih bagus dari robot rakitan saya… Subhanallah..  Dua jempol buat Ilyas..


Begitu juga kalau sedang mewarnai, mereka tidak akan beranjak tidur kalau warnanya belum penuh.. Saya yang harus sabar meski mata sudah tak bisa diajak kompromi. Ketika  mereka mulai terbaring, belum tentu juga langsung tertidur. Mereka berdua, ketawa ketiwi, ngobrol sana sini, obrolan ala balita. Kebanyakan obrolan iseng untuk menggoda kembarannya. Lalu sahut-sahutan dll. Meski seharian mereka sudah bermain berdua, melakukan segala aktivitas bersama, tetap saja masih bercanda menjelang tidur.

Kadang saya pura2 mau keluar, “Udah lah, Ibu mau pindah ke kamar Ibu aja, Adek nggak tidur2 sih…”

Serempak mereka menjawab, “Aaa.. Jangan Ibu…”
Akhirnya mereka terdiam, sejenak. Kemudian pelan2 bercanda lagi.. Dan kemudian saya  yang terlelap..

Mungkin itulah asiknya punya saudara kembar.. Bisa saling berkompromi.. Dan mereka berdua sedang menikmati setiap detik kebersamaan, saya hanya perlu memahaminya lebih mendalam…


Graha Asri, 9 Pebruari 2012

4 komentar:

  1. jadi ibu yang ditungguin si kembar menjelang tidur hingga terlelap :))
    anak anak hebat ya, kayak ga ada capeknya.

    BalasHapus
  2. Aih serunya punya anak kembar. Mana pinter2 lg ya? :-D

    BalasHapus
  3. hehe.. ibunya dikawal dua penjaga.. kalo ibunya belum merem, mereka nggak ngantuk2.. sepertinya energi mereka full terus..

    BalasHapus
  4. Subhanallah Uni...tiap hari seru.. kadang saya takut membayangkan mereka cepat besar...

    BalasHapus