Minggu, 26 Februari 2012

Tulisan Ahnaf yang Dimuat di Kompas Anak


Hari ini tulisan Ahnaf dimuat di Kompas Anak. Ini adalah tulisan pertamanya yang dikirim ke media dan dimuat. Betapa senangnya dia, demikian juga kami seperti ikut merasakan kebahagiaannya. Tulisan itu adalah cerita singkat yang dimuat di Ruang Kita, berjudul Hantu Ayam Ketawa. Isinya tentang kejadian lucu yang dialaminya saat pulang shalat subuh di masjid. Jarak rumah kami ke masjid lumayan jauh dan biasanya saat subuh lampu jalan sudah dimatikan. Hal ini membuatnya sering ketakutan. Saya hanya bisa menyemangatinya supaya tidak takut. Sekali waktu ia mendengar suara aneh yang dikiranya hantu, ternyata ayam ketawa milik tetangga. Begitu tahu itu adalah ayam ketawa ia jadi tak takut lagi.


Cerita di atas sebenarnya sangat sederhana. Namun bagi kami, juga Ahnaf sangat luar biasa. Karena cerita yang dimuat tadi adalah ‘bahan bakar’ ampuh baginya. Mengapa demikian? 

Pertama, saya punya jurus mumpuni untuk mengomporinya shalat subuh di masjid. Beberapa bulan lalu saya mulai mendisiplinkan dia agar bangun subuh dan shalat di masjid. Perkara bangun pagi saja sebenarnya sudah berat, apalagi sebelum subuh, apalagi ke masjid, apalagi dia masih bocah, apalagi sendirian, itu jika Bapaknya sedang bekerja. Berat, sungguh berat. Tapi saya harus lakukan supaya dia terbiasa. Sebelum memulainya saya ajak dia bicara baik-baik, tentang keutamaan bangun subuh dan shalat di masjid. Betapa tiap langkah yang dikerumuni rasa kantuk dan dingin akan diganjar oleh Allah secara istimewa. Betapa orang yang bangun di pagi buta tidak sama dengan mereka yang setia bersama selimutnya. Demikian pula rejeki mereka akan dibuka seiring dengan pintu rumahnya. “Coba perhatikan tukang sayur depan rumah kita, dia selalu datang pagi-pagi, saat masih gelap. Baru saja dia datang, ibu-ibu sudah mengerumuninya, karena sayurnya akan segera dimasak buat sarapan. Tapi seandainya si tukang sayur datang siang, ibu-ibu akan malas belanja padanya. Mending cari tukang sayur yang lebih pagi.” Peristiwa hantu ayam tadi memberinya inspirasi yang kemudian benar-benar mendatangkan rejeki padanya. “Coba kalau mas Ahnaf nggak ke masjid, apa akan punya cerita tentang hantu ayam?” 

Kedua, menghidupkan waktu subuh. Karena waktu pagi hari adalah saat otak sedang jernih. Waktu paling ideal untuk mengaji, belajar dan menghafal. Ketika saya beri pengertian semacam ini saya memang tengah mencari waktu yang tepat untuk menambah jam hafalan dan belajarnya. Sehari-hari aktivitasnya padat, dan ketika malam hari yang seharusnya dipakai untuk belajar malah kurang optimal. Karena dia sudah sangat capek. Meski begitu sebisa mungkin saya mengarahkannya untuk tetap belajar. Maka subuh kemudian waktu yang kami pilih sebagai jam tambahan. Usai shalat dia akan mengulang-ulang hafalannya. Jika masih ada PR sisa semalam dia akan melanjutkannya. Saya katakan padanya kalau mas Ahnaf ingin belajarnya optimal dan hafalan gampang melekat, lakukan sehabis subuh. Tentang hal ini saya terinspirasi almarhumah bu Yoyoh Yusroh yang mengajari putra-putrinya menghafal di saat subuh. Subhanallah, luar biasa. Di usia sangat muda putra putrinya sudah hafidz. Meski saya tak perlu menyamakan semua dengan putra-putri beliau, tentu ada contoh sangat baik yang perlu saya tiru..  

Ketiga, menyemangatinya untuk terus menulis. Saya katakan padanya kalau saya sungguh bangga dengan kemampuan dan keberaniannya mengungkapkan isi hati dan pikiran lewat tulisan. Saya puji dia, “Mas Ahnaf hebat kan, ternyata bisa menulis. Udah gitu langsung dimuat di koran, Kompas lagi.” Satu hikmah lagi yang bisa dia petik, dan ini menambah rasa percaya dirinya.


Bulan Januari kemarin ketika ke kantor pos mengirim tulisan Ahnaf, saya sempat menyelipkan doa. “Ya Allah, jika Engkau berkehendak tulisan ini dimuat, jadikanlah ia sebagai semangat untuk menambah iman dan taqwa padaMu.” Subhanallah.. Semoga tulisan Ahnaf yang dimuat tadi benar-benar menjadi inspirasi baginya..

Graha Asri, 26 Februari 2012

6 komentar:

  1. Alhamdulillah, selamat ya mas ahnaf, turut berbahagia :D

    BalasHapus
  2. Wah, meski blm prnh jumpa mas ahnaf, sy jd ikutan bangga nih mbak. :-)
    smg smangat subuh n menulisnya terus trjaga. Amin.

    BalasHapus
  3. amiiin.. dan semoga senantiasa istiqomah.. makasih ya Uni..

    BalasHapus
  4. alhamdulillah, sharingnya menarik sekali mba, makasih dan selamat yaa buat mas ahnaf :)

    BalasHapus
  5. makasih mbak Nita.. semoga manfaat..

    BalasHapus