Satu
kata ini terdengar seram. Apalagi bila dihubungkan dengan dunia magic. Padahal sesungguhnya hipnotis
tidak seseram itu. Konon setiap orang dapat mempelajari terutama untuk tujuan
kebaikan dan pemberdayaan diri. Banyak manfaat yang dapat dipetik dari
hipnotis. Tak heran kini bermunculan istilah hypnotherapist, hypnoparenting,
hypnobreastfeeding, hypno-birthing dan masih banyak hypno-hypno lainnya. Saya
sendiri pernah mencoba mempraktekkan cara sederhana menyapih ASI dengan
hypnoparenting, dan berhasil saya terapkan saat menyapih Ilyas. Prinsipnya
sederhana, yaitu kita menanamkan sugesti positif kepada anak. Kira-kira dua
bulan sebelum disapih, tiap malam menjelang tidur saya selalu menanamkan
sugesti positif padanya. Menjelang tidur, saat matanya mulai terpejam namun
belum terlelap. Sambil masih menyusu saya bisiki dia, bahwa dia sudah besar,
sudah tak perlu menyusu lagi pada Ibunya. Alhamdulillah begitu waktunya disapih,
dia sama sekali tidak rewel.
Begitulah
hipnotis. Banyak manfaat asal digunakan untuk kebaikan. Bukan sebaliknya.
Seperti yang pernah terjadi pada saya bertahun-tahun yang lalu. Saya jadi
korban hipnotis!!
Ceritanya
begini, ketika itu saya sendirian, pulang dari ATM. Di tengah jalan ada
bapak-bapak mencegat saya. Saya taksir kira-kira umurnya 60an. Badannya agak
gemuk, kepala sedikit botak. Bicaranya sopan dan halus dengan logat melayu. Dia
mengaku dari Brunei, tengah tersesat saat hendak ke pesantren di daerah
Pandeglang. Melihatnya kebingungan saya jadi kasihan (saya memang tidak tegaan,
apalagi usianya hampir sama dengan Bapak saya). Dia berniat menukar uang asing
dengan rupiah, minta diantar ke money
changer. Tak lama ada dua orang datang, pura-pura berniat menolong bapak
tadi, hendak diantar dengan mobilnya. Si bapak setuju, asal saya ikut, karena
dia trauma tersesat lagi.
Singkat
cerita kami berputar-putar di daerah Serang. Karena hari itu Sabtu sore, si
empunya mobil beralasan money changer
tutup. Buka lagi Senin. Si bapak kebingungan lagi, minta tolong kami bertiga
(saya dan dua orang ‘pemilik’ mobil tadi) untuk mencairkan dolar Brasil-nya. Si
dolar diberikan ke kami, dia meminta cash dari ATM. Belakangan saya tahu dua
orang tadi hanya pura-pura memberikan uang.
Saya
sadar ketika hendak menukar dolar tadi di money changer. “Uangnya udah nggak
laku mbak..” Plas.. Saya lemas. Dia tanya saya lagi, “Kena berapa mbak?”
“Banyak..” Ya bagaimana tidak banyak, sejumlah maksimal penarikan dalam sehari
saya ambil semua, diberikan gratis tis, ke penipu tadi. Pantas saja ada hal
aneh selama perjalanan di mobil tadi. Mereka pandai mengalihkan perhatian saya
ketika hendak menelpon atau sms. Bahkan meminta saya mematikan HP. Mereka
memutus perhatian saya dengan dunia luar sejak siang hingga sore. Dan saya
menurut saja seolah membenarkan.
Saya
pulang, menelpon suami yang masih kerja. Dia menghibur saya, supaya sabar. Tapi
saya masih sangat sedih, merasa dibodohi. Hingga sebulan kemudian saya masih
trauma jalan sendirian. Selalu minta ditemani. Meski berkali-kali suami
menasihati saya supaya sabar dan ikhlas, rasanya tetap sedih, jengkel dan
trauma. Uang sebanyak itu saya serahkan dengan gratis. Entahlah, namun ternyata
pikiran itu tak lama. Setelah rasa kesal itu lewat, saya justru tenang. Pikiran
plong. Saya praktekkan ilmu ikhlas yang pernah saya pelajari. Saya coba ambil
hikmahnya, ternyata banyak sekali.
Pertama,
saya harus berhati-hati dengan orang tak dikenal. Mungkin ini berkaitan dengan
sifat tak tegaan saya.
Kedua,
belajar ikhlas, yang ternyata gampang teorinya, susah prakteknya. Kata pepatah
semakin tinggi pohon, akan semakin kuat hembusan anginnya. Saya anggap saja
diri ini sedang ujian naik tingkat.
Ketiga,
belajar bersyukur. Nah, dapat uang bersyukur, itu lumrah. Tapi uang hilang
bersyukur, itu susah. Saya cermati, apa saja yang harus disyukuri.
Alhamdulillah badan saya masih utuh. Nggak papa uang hilang tapi saya masih
hidup, tak kurang suatu apa. Masih ada kesempatan bagi saya untuk kembali
mencari rejeki dan memperbaiki diri. Persoalan bersyukur ini Allah juga
berjanji, barang siapa bersyukur, akan ditambah nikmatnya, sebaliknya yang
tidak bersyukur akan datang azabnya. *) Uang yang lenyap tadi mungkin memang
bukan rejeki saya saat itu. InsyaAllah akan datang yang lain yang lebih berkah.
Keempat,
ternyata saya salah satu yang dipilih-Nya dari sekian banyaknya manusia untuk
mengabarkan teman-teman semua supaya berhati-hati. Terutama kepada para ibu dan
para gadis, saya punya beberapa tips:
-
Saat ke ATM hendak mengambil uang, usahakan ada yang menemani.
Apalagi jika uang yang akan diambil jumlahnya besar. Pilihlah ATM yang ramai
dan strategis. Saat ini di pusat-pusat perbelanjaan tersedian ATM yang ada
penjaganya/Satpam.
-
Meskipun mengambil uang cash di kasir,
usahakan tetap ada yang menemani.
-
Jangan mudah tergoda dengan orang yang
tidak dikenal tetapi pura-pura akrab. Seorang teman yang juga terkena hipnotis
seperti saya, mengaku telah disapa oleh orang yang pura-pura kenal, padahal
tidak sama sekali. Orang tersebut kemudian mengambil secara halus seluruh uang
milik teman saya tadi. Jadi menurut saya bolehlah sedikit galak terhadap orang
yang belum dikenal.
-
Usahakan berdzikir, mengingat Allah.
Karena Allah sebaik-baik penolong.
Masih
banyak sebenarnya hikmah yang saya petik dari musibah tadi. Suatu ketika saya
membaca surat pembaca Kompas, penuturan seorang ibu di Jawa tengah yang telah
tertipu dengan modus hampir sama seperti saya tadi. Pelaku yang mengaku orang
Brunei itu pun sama cirinya seperti yang pernah saya temui. Jadi, mungkin dia
beralih lokasi ke Jawa bagian tengah, hampir dua tahun setelah kejadian yang
menimpa saya.
Jadi
teman, tentang hipnotis tak ada habisnya. Ada yang positif, banyak pula yang
negatif. Ibaratnya medan magnet, ini sebuah gaya tarik menarik bagi banyak
kalangan.
Modus
penipuan memang beraneka macam, salah satunya dengan hipnotis/gendam ini. Tak
ada salahnya untuk terus berhati-hati, di mana pun berada. Waspadalah!
Graha Asri, 25 Februari
2012
*)Quran surah Ibrahim 14:7
waduhhhh bener2 pengalaman yang sangat berharga ya mba...
BalasHapusiya mbak Ari, hikmahnya juga ternyata lebih berharga daripada uangnya..
BalasHapus