Kamis, 04 Oktober 2012

Kepada Putraku


Kutinggalkan kepingan hatiku di Mlarak, Ponorogo. Bahkan ketika bekas cacarnya belum sepenuhnya mengering. Hanya berharap dan percaya Allah akan menjaga setiap langkah dan nafasmu, Nak.

Sungguh, usiamu masih sangat belia, belum genap 12 tahun. Namun jalan yang kau pilih begitu mendaki dan berliku. Tempat yang kau pilih untuk menuntut ilmu sungguh jauh dan terpencil. Berat terasa bagi Ibu, apalagi buatmu. Namun melihat semangat dan keinginan yang besar membuat Ibu tak sanggup menolak pilihanmu.

Putraku, Allah telah mengabulkan keinginan dan doamu. Maka semoga ini jalan terbaik bagimu. Sebuah tempat yang sarat dengan ilmu. Karena sejatinya ilmu tidak hanya terpaku pada bangku dan buku. Jauh dari orang tua itu ilmu. Hidup sederhana itu ilmu. Antri makan itu ilmu. Antri mandi itu ilmu. Antri mencuci itu ilmu. Kehabisan lauk itu ilmu. Didera gatal-gatal (jarban) itu ilmu. Berlari-lari ke masjid itu ilmu. Sandal hilang itu ilmu. Kehabisan uang itu ilmu. Dihukum mudabbir itu ilmu. Berbagi kamar dengan banyak teman itu ilmu. Dan masih banyak lagi.

Putraku, bersabarlah dan jadikan kesabaranmu itu sebagai kekuatanmu. Banyak pula  yang mendoakan kebaikan bagimu, maka jadikan itu juga sebagai penguat hatimu.
Semoga segala kesulitanmu kelak akan membesarkan jiwamu dan menghidupkan hatimu.

Putraku, di saat seperti ini Ibu rindu saat bersama dulu. Jika engkau rindu, berdoalah. Semoga doa itu yang akan mendekatkan hati kita. Ingatlah jika ada saat jauh, maka akan ada saat dekat. Jika ada perpisahan maka akan ada perjumpaan. Jika ada masa sedih, akan ada masa bahagia.

Yaa Rahman Yaa Rahiim, tolong lindungi putraku. Jadikanlah kesabaran dan kerelaannya meninggalkan kenikmatan duniawi ini sebagai wasilah dalam beroleh ilmu yang berkah, bermanfaat di dunia dan akhiratnya. Aamiin..

The Luxton, Parijs van Java, 8 September 2012

1 komentar:

  1. Assalamu'aliakum,
    Ibu, terima kasih atas tulisannya
    sungguh mengharukan dan menyentuh hati,
    saya sampai menangis membacanya
    munkin memang kebetulan saya membaca ini disaat benar2 merasa kangen kepada putra saya yang sedang belajar di gontor.
    Ijinkan saya meng copy tulisan ibu
    terimakasih, wassalam

    BalasHapus