Sabtu, 06 Februari 2016

Ke Kebun Binatang Surabaya

Taraa, inilah postingan pertama saya di tahun 2016, setelah vakum di 2015, karena kepadatan tugas, eeaaa.. Meski cerita ini kilas balik di tahun 2014, semoga saja nggak basi. Cerita selanjutnya mungkin akan mengikuti waktu setelahnya. 
suro dan boyo
Idris dan Ilyas suka dengan binatang, apalagi dapat melihat langsung. Pada September 2014, usai berlebaran di Ponorogo, kami berkesempatan menginap di Surabaya. Waktu selama 3 hari di Surabaya kami gunakan untuk jalan-jalan sekitar kota. Sewaktu pulang dari Taman Bungkul, kami melewati Kebun Binatang Surabaya (KBS). Tentu saja Idris Ilyas minta mampir ke situ. Saya janjikan keesokan harinya saja, supaya Bapaknya bisa menemani. Seingat saya terakhir kali ke KBS waktu SMP, tempat ini luaaas sekali. Dulu sih kuat-kuat saja keliling KBS, entah sekarang. 


Benar saja, keesokan hari setelah Bapak selesai tugas, Idris Ilyas sudah nagih, apalagi kalau nggak ke KBS. Usai makan siang di Soto Madura jl. Mayjend Sungkono, kami meluncur ke KBS. Suasana nggak terlalu ramai, mungkin karena ini hari kerja. Usai membeli tiket kami masuk, mulai menyisiri lokasi satu persatu dari bagian depan. Baru lihat peta saya udah lemes. Terbayang lutut kesayangan yang baru direparasi tahun lalu, nyut nyut.. Semoga saja kuat, yang penting nggak usah ngebut-ngebut..  Hihihi.. Di bagian depan adalah aneka burung, dilanjutkan reptilia, mamalia, bermacam rusa dan seterusnya.
peta yang bikin keder..

Sambil berkeliling, Idris Ilyas tak henti bertanya, terutama binatang-binatang buas kesukaan, seperti buaya, harimau, singa dan lain-lain. Meskipun kondisinya memprihatinkan; kandang yang kurang terawat, badannya kurus-kurus dan lain-lain tapi Idris Ilyas tetap semangat memperhatikan.  Mungkin ada benarnya dengan apa yang diberitakan di media, KBS kini tak seperti dulu. Terus terang saya merasa kasihan melihat binatang yang ada di sini.
kandang harimau
kasuari

burung merak

buaye


tau kan ini kandang apa?

rusa totol, dan masih banyak lagi...

Sebenarnya keberadaan kebun binatang dari masa ke masa sangat berarti bagi ilmu pengetahuan. Jasanya tak bisa diabaikan begitu saja. Zaman dahulu informasi masih terbatas, kita bisa mengakses pengetahuan tentang binatang hanya melalui  televisi yang salurannya terbatas, buku-buku juga terbatas. Jadi keberadaan kebun binatang sangat menumbuhkan gairah masyarakat untuk mengetahui lebih dekat tentang binatang. Namun kini zaman telah berganti. Akses internet begitu mudah didapat, video-video tentang binatang sangat beragam dan menarik, saluran televisi yang menayangkan tentang binatang lebih terjangkau. Jadi, apalagi? Kebun binatang berkurang peminatnya. Apalagi sekarang mulai bermunculan wahana binatang di alam liar, di mana binatang tetap berada di alam aslinya. Kita, para pengunjunglah yang mengamati mereka dari dalam kendaraan. Seandainya boleh memilih, tentu binatang-binatang lebih suka berada di alam aslinya. Mereka bisa bebas ke sana kemari. Begitu juga iklim yang biasanya kurang cocok dengan lokasi kebun binatang.  
enaknya selonjoran di sini, kaki  udah pegel..


Jalan-jalan di KBS berakhir di dekat kandang singa dan harimau putih. Kami (tepatnya saya) sudah kecapekan, kaki pegal-pegal dan lutut minta istirahat. Saya selonjor di bangku-bangku yang tersedia, memakan bekal sambil memandangi kawanan monyet yang bergelantungan di pohon. Sambil mengunyah saya merenungkan betapa tempat ini dulu pernah berjaya, menjadi idola masyarakat Surabaya dan Jawa Timur. Jadi tempat kunjungan wisata yang membanggakan. 
Di depan saya terhampar menara tinggi bertingkat yang dari atasnya kita dapat melihat kota Surabaya. Tapi kini terlihat sepi, sendu. Seperti sore yang makin mendekati senja ini. Oh KBS, meski begitu kau telah berjasa menorehkan tinta keemasan, entah sampai kapan. Mungkin sampai engkau diinjak kekuasaan..

Graha Asri, 6 Pebruari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar