Sabtu, 11 Desember 2010

Inspirasi dari Pak Mario Teguh

Beberapa waktu yang lalu aku harus dirawat di rumah sakit, untuk yang kesekian kali. Tentu tidak ada yang menunggu, karena suami harus menjaga anak2 di rumah. Kesepian sudah pasti. Membayangkan celoteh anak2 yang setiap hari bersamaku, membuat rasa sedih semakin bertambah. Meski kamar yang kutempati luas, lapang, nyaman tapi hatiku tidak tenang. Terutama jika memikirkan anak2. “Nggak papa, kalau nggak dirawat begini mana mungkin bisa istirahat total”, begitu kata suamiku menghibur lewat sms. Benar juga. Selama beberapa hari aku berusaha menghibur diri, meski hanya ditemani TV, koran, HP dan suster2 yang ramah. Koran pagi dan sore semua habis kulahap, dan acara TV favorit yang hampir tak pernah kutonton dapat kuikuti dengan tuntas. Ada satu acara yaitu Mario Teguh Golden Ways di Metro TV, acara ini kusukai tapi yang kuikuti hanya 2 atau 3 kali saja.
Aku lupa tema saat itu apa. Ada penanya bertanya melalui FB, kira2 begini:
 “Pak Mario, stress telah membuat rambut saya menjadi rontok. Bagaimana dengan Pak Mario sendiri?”
Dengan gaya dan senyumnya Pak Mario menjawab kurang lebihnya begini:
 “Memang persoalan rambut ini telah mengganggu saya, pada saat itu usia saya baru memasuki kepala tiga. Saya berdoa kepada Tuhan, ‘Ya Tuhan.. Kenapa harus secepat ini? Atau kalau memang harus rontok jangan sebanyak ini’, begitulah saya memohon kepada Tuhan dengan bersungguh-sungguh setiap kali. Tetapi apa yang saya dapat justru rambut saya malah semakin cepat rontoknya. Kemudian saya seperti mendapat suatu jawaban dari Tuhan. ‘Mengapa kamu meminta sesuatu yang di orang lain tidak ada gunanya? Mengapa kamu tidak meminta kelebihan yang tidak ada di orang lain saja?’ Jawaban tadi seperti menyadarkan saya, atas segala kekurangan saya, bahwa saya harus bersyukur dengan keadaan ini, karena setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan, kekurangan tadi harus kita syukuri, dan kelebihan tadi kita mintakan pada Tuhan”.  Maka seperti Pak Mario yang kita lihat sekarang, meski memiliki kekurangan, jangan tanya kelebihan apa yang dimilikinya, sangat super.
Acara tadi sungguh sangat menginspirasiku terutama saat sakit seperti itu. Anak2 yang di rumah juga sedang sakit dan semakin membuatku sedih. Tetapi ternyata beginilah caraNya menyuruhku mensyukuri segala kekurangan. Mungkin jika aku tidak pernah sakit maka aku tidak akan menghargai kesehatan, menjaga pola makan dan sebagainya. Pada awalnya aku merasa kenapa ada orang yang pola makan sembarangan, hidup tidak teratur tetapi toh sehat2 saja, sedangkan aku yang selalu berusaha menjaga kesehatan, menjaga pola makan dsb kok masih sakit juga. Tetapi Allah mungkin tidak ingin menjadikan aku orang yang sombong dengan sehatnya.. Pada saat yang sama aku berdoa semoga dibalik ujian kali ini Allah berkenan memberikan suatu kelebihan padaku dan keluargaku. Amiin..
Taman Puri, 11 Desember 2010

5 komentar:

  1. amiin..

    wah, postingan blog nya menginspirasi mbak..
    semoga kita bisa semakin mensyukuri kelebihan yang telah diberikan Allah pada kita ya mbak.. :)

    laksmi

    BalasHapus
  2. mari tetap hidup dengan pola sehat mbak wiwin :-)

    BalasHapus
  3. terima kasih..iya bener bersyukur atas segala kelebihan dan kekurangan, saat sehat dan sakit..

    BalasHapus
  4. iya mas, pola hidup sehat itu harus sebagai wujud rasa syukur..

    BalasHapus
  5. iya mas, pola hidup sehat itu harus sebagai wujud rasa syukur

    BalasHapus