Selasa, 21 Mei 2013

Memilih Jalan 'Overload'



Bocah lelaki itu duduk termenung di bangku bambu depan rumahnya, sendirian. Entah apa yang dipikirkan. Beberapa hari ini dia sedang menjalani ujian akhir sekolah dasar. Lusa, setelah ujian berakhir, dia akan diantar ayah ibunya ke luar kota. Mengikuti kelas persiapan dan penyesuaian belajar di pondok. Sekali lagi, entah apa yang dipikirkan bocah itu.

Saya, yang bukan ibunya, merasa terenyuh sekaligus haru melihatnya. Beberapa hari lagi, dia akan meninggalkan kehidupannya saat ini, untuk beberapa tahun ke depan. Saya membayangkan bagaimana perasaan ibunya saat ini. Pasti tak tega, pasti. Namun kepastian itu ditambah lagi dengan tekad yang bulat. Saat ini pun, ribuan anak seantero negeri juga sedang mengalami hal ini. Siap-siap berpisah dengan orang tua mereka. Menjalani kehidupan baru, yang buat sebagian orang begitu berat dan serba tidak enak. Namun meski serba berat dan tidak enak, toh yang ingin belajar di pondok ini tiap tahun semakin banyak. Tak heran, apabila seorang alumni pondok menyebut suasana pondok sekarang sudah seperti pasar, riuh, di sana sini santri. Itu akibat jumlah santri yang kini menurutnya overload, kelebihan kapasitas. Jumlah santri yang diterima tiap tahun semakin bertambah. Dan setahu saya, yang diterima bukan yang pintar, tapi yang mau pintar. Artinya yang benar-benar ingin menimba ilmu. Jika kemudian makin hari jumlah santri makin banyak, berarti yang ingin belajar pun semakin banyak. Maka jumlah overload sudah menjadi amanah tersendiri, baik bagi Kiai, ustadz dan santri.


Memang benar jumlah santri sudah overload, tapi di luar sana, jumlah generasi muda yang kian hari kehilangan arah, lebih overload lagi. Tidakkah kita bersyukur dengan kondisi ini, bahwa masih banyak anak muda yang bertekad belajar ilmu agama?

Bocah lelaki itu masih termenung di bangku bambu, semoga tekadnya ikhlas mencari ilmu.

Yaa Arhamarrahimiin, semoga Engkau memberi kemudahan bagi para penimba ilmu seperti mereka. Yang di tengah riuh rendahnya dunia, tak ingin larut di dalamnya. Kejarlah Nak, kejar akhiratmu! InsyaAllah dunia yang akan mengikutimu..

Letjes, 7 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar