Rabu, 01 September 2010

Kasih Sayang Orang Tua



Malam ini saat anak-anak sudah tertidur lelap, saya pandangi mereka satu-persatu. Betapa tak berdaya mereka dengan wajah kelelahan, setelah seharian ini beraktivitas. Si sulung dengan kegiatan sekolahnya, dan si kembar yang hampir berusia tiga tahun dengan keseharian mereka yang penuh dengan permainan. Usia mereka yang sama sepertinya membuat suasana tak pernah sepi. Meski kadang-kadang mereka masih menanyakan kakaknya, “Mas mana, Bu?” Sungguh mereka sangat lucu dengan segala tingkahnya yang menggemaskan.

 
Saya sangat bersyukur karena sampai saat ini dapat selalu memeluk dan menemani mereka. Tak lupa mengajari beberapa hal meski kadang juga menggoda dan menciumi mereka. Meski hal yang terakhir ini sudah tak dapat saya lakukan pada si sulung. Malu, katanya. Saya maklum, anak lelaki. Untung adik-adiknya masih mau. Sebelum kemudian saya tersadar, ini pun tak akan berlangsung lama. Sebentar lagi mereka juga akan seperti kakaknya, malu.
Kemudian bila waktu diulur lagi, mereka benar-benar menjadi remaja, dan si sulung akan lebih dewasa lagi. Entah saat itu mereka sudah ada di mana. Apakah sedang di tempat lain menuntut ilmu? Ataukah di negeri seberang mengemban tugas? Saya hanya bisa mendoakan semoga Allah menunjukkan mereka jalan terbaik. Sedangkan saya? Apakah akan kesepian? Ataukah akan selalu merindukan mereka? Sudah pasti. Mungkin hanya kenangan-kenangan masa kecil mereka yang tersimpan di benak kami, ibu bapaknya.
Tak lama mungkin anak-anak akan berkeluarga, mempunyai istri dan anak-anak mereka sendiri. Bisa jadi rasa sayang mereka pada kami akan terbagi. Mungkin pula mereka akan senantiasa sibuk karena perhatiannya terbagi entah pekerjaan, keluarga dan lainnya. Saya hanya berharap semoga kami senantiasa ikhlas dengan semua itu. Apapun yang mereka lakukan asalkan diridhoi Allah.
Dari perenungan ini tiba-tiba saya teringat kedua orang tua di Jawa Timur dan ibu mertua di Jawa Tengah. Sudah tentu mereka merasakan hal-hal yang telah saya lamunkan tadi. Di saat anak-anaknya sudah berkeluarga, jauh. Adakah yang dapat mengobati rindu mereka pada kami? Sedangkan perhatian kami terbagi pada keluarga dan kesibukan sehari-hari. Ya Allah betapa besar cinta mereka buat kami, tapi kami tak pernah menyadari sebesar apa itu. Doa-doa yang mereka panjatkan padaMu senantiasa buat kami, tulus tanpa pamrih. Sesungguhnya saya harus lebih banyak lagi bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk dapat berbakti pada mereka, mengunjungi mereka, mencium tangan mereka. Meski jarak memisahkan kami semoga Allah berkenan mengabulkan doa-doa kami untuk mereka.
Yaa Allah tolong muliakan mereka, orang tua kami, ampuni kekhilafan mereka. Limpahkan kesehatan pada mereka, kebahagiaan di hari tuanya. Balaslah semua kebaikan mereka, beri kami kesempatan untuk senantiasa berbakti pada mereka, dan tempatkan mereka bersama orang-orang yang beriman. Aamiin.
Serang, 31 Agustus 2010 (Taman Puri mati lampu)

Anak-anak sholeh yang mendoakan, adalah titipan paling berharga bagi orangtua. Merekalah tabungan kebaikan yang tiada putus, bahkan hingga orangtuanya telah tiada..(Wien)

2 komentar:

  1. kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang galah...

    BalasHapus
  2. Iya bener, dulu maknanya kupahami sebatas peribahasa saja...

    BalasHapus