Malam ini saat anak-anak sudah tertidur lelap, saya pandangi
mereka satu-persatu. Betapa tak berdaya mereka dengan wajah kelelahan, setelah
seharian ini beraktivitas. Si sulung dengan kegiatan sekolahnya, dan si kembar
yang hampir berusia tiga tahun dengan keseharian mereka yang penuh dengan
permainan. Usia mereka yang sama sepertinya membuat suasana tak pernah sepi. Meski
kadang-kadang mereka masih menanyakan kakaknya, “Mas mana, Bu?” Sungguh mereka
sangat lucu dengan segala tingkahnya yang menggemaskan.
Saya sangat bersyukur karena sampai saat ini dapat selalu
memeluk dan menemani mereka. Tak lupa mengajari beberapa hal meski kadang juga
menggoda dan menciumi mereka. Meski hal yang terakhir ini sudah tak dapat saya lakukan
pada si sulung. Malu, katanya. Saya maklum, anak lelaki. Untung adik-adiknya
masih mau. Sebelum kemudian saya tersadar, ini pun tak akan berlangsung lama.
Sebentar lagi mereka juga akan seperti kakaknya, malu.
Kemudian bila waktu diulur lagi, mereka benar-benar menjadi
remaja, dan si sulung akan lebih dewasa lagi. Entah saat itu mereka sudah ada
di mana. Apakah sedang di tempat lain menuntut ilmu? Ataukah di negeri seberang
mengemban tugas? Saya hanya bisa mendoakan semoga Allah menunjukkan mereka
jalan terbaik. Sedangkan saya? Apakah akan kesepian? Ataukah akan selalu merindukan
mereka? Sudah pasti. Mungkin hanya kenangan-kenangan masa kecil mereka yang
tersimpan di benak kami, ibu bapaknya.
Tak lama mungkin anak-anak akan berkeluarga, mempunyai istri
dan anak-anak mereka sendiri. Bisa jadi rasa sayang mereka pada kami akan
terbagi. Mungkin pula mereka akan senantiasa sibuk karena perhatiannya terbagi
entah pekerjaan, keluarga dan lainnya. Saya hanya berharap semoga kami
senantiasa ikhlas dengan semua itu. Apapun yang mereka lakukan asalkan diridhoi
Allah.
Dari perenungan ini tiba-tiba saya teringat kedua orang tua
di Jawa Timur dan ibu mertua di Jawa Tengah. Sudah tentu mereka merasakan hal-hal
yang telah saya lamunkan tadi. Di saat anak-anaknya sudah berkeluarga, jauh.
Adakah yang dapat mengobati rindu mereka pada kami? Sedangkan perhatian kami terbagi
pada keluarga dan kesibukan sehari-hari. Ya Allah betapa besar cinta mereka buat
kami, tapi kami tak pernah menyadari sebesar apa itu. Doa-doa yang mereka
panjatkan padaMu senantiasa buat kami, tulus tanpa pamrih. Sesungguhnya saya
harus lebih banyak lagi bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk dapat
berbakti pada mereka, mengunjungi mereka, mencium tangan mereka. Meski jarak
memisahkan kami semoga Allah berkenan mengabulkan doa-doa kami untuk mereka.
Yaa Allah tolong muliakan mereka, orang tua kami, ampuni
kekhilafan mereka. Limpahkan kesehatan pada mereka, kebahagiaan di hari tuanya.
Balaslah semua kebaikan mereka, beri kami kesempatan untuk senantiasa berbakti
pada mereka, dan tempatkan mereka bersama orang-orang yang beriman. Aamiin.
Serang, 31
Agustus 2010 (Taman Puri mati lampu)
Anak-anak
sholeh yang mendoakan, adalah titipan paling berharga bagi orangtua. Merekalah
tabungan kebaikan yang tiada putus, bahkan hingga orangtuanya telah
tiada..(Wien)
kasih ibu sepanjang masa kasih anak sepanjang galah...
BalasHapusIya bener, dulu maknanya kupahami sebatas peribahasa saja...
BalasHapus