Minggu, 26 September 2010

About Twins (part I)


Bagaimana rasanya punya dan mengasuh anak kembar? Bahagia dan capek itu pasti. Tapi yang utama adalah rasa syukur tak terhingga, karena di antara jutaan perempuan yang ada ternyata Allah hanya mempercayakan pada segelintir saja untuk mengandung dan merawatnya, dan aku termasuk di dalamnya. 
Banyak pengalaman baru dan unik ketika melalui hari2 bersama kembarku Idris dan Ilyas, baik di dalam maupun di luar rumah. Mengikuti pertumbuhan mereka sejak bayi hingga saat ini serasa tak habis2nya, seperti belajar bicara dan mengenal nama satu sama lain. Saat belum saling mengerti, biasanya mereka menyebut nama mereka sendiri dengan nama saudara kembarnya, atau menyebut nama kembarannya dengan nama mereka sendiri. Nah, bingung mungkin. Jangankan mereka, orang dewasa saja kadang2 masih bingung.
Saat di luar rumah, aku jadi terbiasa dengan pertanyaan orang2,  baik yang sudah kenal maupun yang belum. Dan semua jawaban dari pertanyaan itu sudah terekam di otakku, karena seringnya.  Biasanya tak jauh dari :
-          Kembar ya?(yang ini kalau mereka kupakaikan baju berbeda)
-          Namanya siapa?
-          Kakaknya yang mana?
-          Punya keturunan kembar ya?
-          Lahirnya beda berapa menit?
-          Kalau sakit satu, sakit semua nggak?
-          Bedanya apa? Dll
Sebenarnya kembar terdiri dari dua macam, identik dan flaternal. Berikut masing2 cirinya:

Identik :
1. Pembuahan dari satu sel telur yang kemudian membelah menjadi dua2.
2. Biasanya sangat mirip, mulai dari bentuk rambut, wajah, suara,dll
3. Tidak berhubungan dg genetika, artinya siapa saja punya kemungkinan memiliki anak kembar identik. Pemisahan sel telur merupakan peristiwa acak.  
4. Memiliki satu plasenta (ari2)

Flaternal :
  1. Pembuahan dari dua sel telur yang masing2 tumbuh sendiri
  2. Biasanya tidak mirip, kalaupun mirip itu kebetulan saja, ibaratnya saudara kakak adik yang kadang memang mirip
  3. Biasanya diturunkan, dan dari pihak ibu.
  4. Memiliki 2 plasenta
Itu hanya sebagian ciri2nya saja. Meski anak2ku tergolong kembar flaternal, tetapi sebagian orang masih menganggap mereka mirip. Aku pun kadang masih salah kalau bukan karena melihat  wajah mereka. Tetapi percayalah, mereka tidak identik.
Ada satu keunikan tentang kembar yang setelah kuamati apakah kebetulan atau tidak. Pada saat aku hamil kembar, ternyata yang mengalami hal serupa bukan hanya aku. Dua orang tetangga satu perumahan meski hanya beda beberapa bulan saja ternyata juga sedang hamil kembar, Iko & Ito, juga Al & El. Jadilah mereka sepantar dengan kembarku. Juga ada teman yang kakaknya hamil kembar, selang beberapa bulan saja dari kehamilanku, Dzaky & Dzakwan (Tante Tari maaf kutuliskan nama mereka, salam hangat buat ibunya). Sedangkan di SHLV, RS tempat aku biasa periksa kehamilan, ternyata asisten dokter kandunganku sedang hamil kembar, selisih 4 bulan saja denganku. Juga saat periksa di dokter anak, ada sepasang bayi kembar perempuan yang beda hanya 3 bulan dengan bayi kembarku. Belum lagi artis yang saat itu baru memiliki bayi kembar. Wah, tak sendirian aku merasakan kehamilan kembar yang lumayan ‘berat’. Aku pun bisa bertukar pikiran dengan beberapa dari mereka. Anehnya, hingga saat ini, 3 tahun sejak periode kembar jamanku itu, tak satu pun teman atau tetangga yang menunjukkan ada tanda2 kembar, begitu pula di SHLV, maupun di RS2 lain. Mengapa ya? Satu pun tak ada. Apakah mungkin pada saat itu Allah yang Maha Pemurah sedang menunjukkan kemurahanNya, dengan membagi-bagi anak2 kembar, sebagai rejeki bagi insan yang aku termasuk di dalamnya. Subhanallah.. (bersambung)
Taman Puri, 26 September 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar