Ada Power Rangers Di IGD

Saat anak pertama dulu saya cukup selektif memilih tayangan dan bacaan untuknya. Segala sesuatunya lebih terkontrol dan mudah dilaksanakan. Begitu pula tayangan TV, yang namanya Power Rangers (PR) adalah satu film yang tidak pernah kami tontonkan. Otomatis dia tidak menyukai hal2 yang berbau robot. Pikir saya saat itu khawatir efek kekerasan yang ada di dalamnya menular. Tetapi sekarang setelah si kembar hadir semuanya berbeda. Saya sendiri lupa dari mana awalnya si adik2 ini mengenal PR, sampai mereka begitu fanatik dan ngefans berat dengan geng robot asal Jepang ini. Entah kebetulan atau tidak. Bahkan kakaknya ikut menyukai meski tidak seheboh adiknya.

Akhirnya demi menuruti keinginan adik2 “Rangers” ini, kami membeli satu kaset berisi beberapa episode PR. Saya akhirnya tau kalau PR itu ada bermacam2. Ada PR Jungle Fury, PR Mistic Force, PR Overdrive, PR RPM, PR SPD, PR Thunderbird, dll. Nah kecintaan pada robot PR membuat si kembar terobsesi dengan aksesorinya. Misal pedang Rangers, yang kami buat dari karton tebal dan dimodifikasi untuk mengurangi efek bahaya seperti ujungnya dibuat tumpul, bahan lebih lunak dsb. Saat menonton PR anak2 tak lupa beraksi ala Rangers dengan pedangnya. Hal lain yaitu gambar Ranger, mereka senang sekali dan minta selalu digambarkan berulang2 dengan berbagai macam jenis dan pose Rangers.

Kemarin akhirnya kami baru tahu efek Rangers yang sesungguhnya. Ceritanya dua hari yang lalu Idris kelilipan sesuatu saat hendak ke masjid. Ternyata benda yang nyelip di matanya ini susah keluar dan tidak bisa kami deteksi dengan cara manual. Berbagai cara kami coba mulai meneteskan obat tetes mata, mengompresnya dengan air hangat(maksudnya supaya benda itu keluar). Tetapi tidak berhasil, yang ada dia malah mengucek2 matanya hingga merah dan timbul benjolan di kelopaknya. Dokter mata juga sudah tidak ada yang buka, maklum malam minggu. Karena sudah hampir 24 jam akhirnya kami membawanya ke IGD(Instalasi Gawat Darurat) sebuah RS di Serang. Saat memasuki gerbang RS dia sudah khawatir.
“Pak, Idris nggak mau disuntik,” katanya.
“Nggak kok, nggak disuntik, diperiksa aja.”
“Jangan Pak, nggak mau.”

Kami berdua diam saja. Setibanya di IGD dia dibopong Bapaknya dan saya memarkir mobil. Ketika masuk ruangan dia sudah menjerit2.

“Nggak mau, Idris jangan disuntik,” jeritnya.
“Nggak diapa2in kok,” kata dokter jaga yang bertugas saat itu.

Suami menjelaskan pokok permasalahan pada dokter, perawat pun bersiap2 membantu. Ketika akhirnya Idris dibaringkan di tempat tidur dan dokter memeriksa matanya dengan lampu senter dia langsung berteriak sambil menangis, “Penghianaaat…”

Kata2nya membuat semua yang ada menahan geli ingin tertawa alih2 merasa kasihan padanya. Setelah tahu permasalahan, dokter mulai menyiapkan alat2 berupa alat suntik dengan jarum yang sedikit dibengkokkan. Menurutnya ada benda kecil yang menempel di kelopak mata dan harus dikeluarkan dengan menyemprotnya. Namun Idris yang melihatnya semakin berteriak sejadi2nya. Meronta2 sekuat tenaga dengan teriakan yang semakin keras. Badannya kecil (hanya 12 kg) tetapi tenaganya kuat sehingga harus dipegangi dua perawat pria dan juga Bapaknya, itu pun masih harus dibedong. Sedangkan dokter mulai beraksi mengeluarkan benda asing. Selama proses itu Idris hanya bisa membela diri dengan tangisan dan teriakan.

“Lepaskan akuuu!”
“Pedangku manaaa!”
“Ibuuu!”
“Pake sandalnya! Sudaaah!”
“Lepaskan! Lepaskan aku!”
“Pedaaaang! Mana pedangku!”

Semua kata2nya belum pernah diucapkannya dalam keadaan normal. Membuat semua yang ada di situ menahan tawa dan geli. Inilah efek Power Rangers. Alhamdulillah tak lama kemudian si benda kecil sejenis batu itu tergelincir keluar terkena semprotan. Selamatlah Idris meski penuh perjuangan. Kini dia sudah boleh bergabung dalam Persatuan Power Rangers Seluruh Dunia…

Taman Puri, 28 Pebruari 2011 dini hari