Senin, 12 Juli 2010

Grup Jaran Kencak Sinar Jaya Pimpinan Cak Eman Besuk-Bantaran Probolinggo




Jaran kencak berarti kuda menari. Dinamakan demikian karena kuda menari mengikuti irama gamelan sambil dipandu pawangnya. Biasanya kuda tidak sendirian, mereka berempat atau lebih sesuai permintaan. Sebelum tampil kuda2 dihias dengan baju warna warni dengan aneka aksesoris lainnya termasuk kursi singgasana pengantin jaran kencak.

Pertunjukan jaran kencak ini merupakan kesenian tradisional Jawa Timuran. Diadakan saat acara2 besar atau hajatan semisal pernikahan, khitanan dan sebagainya. Pertunjukan semacam ini banyak diadakan di kampung2. Di daerah perkotaan sudah jarang bahkan hampir tidak ada. Mungkin tergeser arus modernisasi telekomunikasi. Berbeda dengan di kampung2. Minimnya hiburan mungkin membuat tanggapan jaran kencak ini seperti tontonan spektakuler, menghibur dan murah karena gratis. Kecuali bagi penanggap dan kerabatnya. Mereka yang harus merogoh kocek demi acara ini. Seperti acara khitanan misalnya, pengantin sunat dan saudara2nya yang dinaikkan di atas kuda akan berkeliling diarak menuju rumah para kerabat lalu sambil beraksi mereka akan menerima angpao. Begitu seterusnya sampai semua kerabat selesai dikunjungi.

Sore tadi anak2ku kuajak menonton Jaran Kencak di kampung sebelah. Pemainnya adalah Grup Jaran Kencak Sinar Jaya Pimpinan Cak Eman Besuk-Bantaran Probolinggo. Senang sekali mereka. Belum pernah menonton pertunjukan seperti ini. Malahan Mas Ahnaf yang menonton sejak siang cerita kalau ada sandiwaranya juga. Meski dia tidak mengerti karena berbahasa Madura tapi dia senang karena lucu. Apalagi adik2nya melihat kuda2 yang dihias dengan gerakan2nya. Pertunjukan seni yang sudah mulai terkikis jaman.. Semoga tetap lestari..
Letjes, 6 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar