Senin, 29 Juli 2013

Kejujuran



Bertahun-tahun yang lalu, saya lupa kapan tepatnya, suami kehilangan HP. Itulah HP pertama yang kami miliki berdua. Zaman itu HP dengan tombol model 3x4, layar hitam putih dan ukurannya tebal, adalah barang mewah. Makanya ketika HP itu raib, kami kelabakan. Suami saya tersadar ketika baru sampai rumah dan HP itu tak ada di kantong. “Coba diingat-ingat, kira-kira jatuh di mana? Atau dicopet barangkali,” kata saya. Setelah coba mengingat sebisanya, dia yakin sepertinya jatuh di dalam angkot. 

Suami mencoba menghubungi HP ‘kami’ dengan telepon rumah, berharap HP itu jatuh ke tangan orang jujur, baik hati dan tidak sombong, he he.. 


Usai nomor dipencet, terdengar nada panggil, tuut, tuut.. Alhamdulillah, masih nyala. Tak lama terdengar suara, perempuan.. Setelah ngomong baik-baik, kalau di HP itu tersimpan banyak nomor penting, bla bla bla dst, wajahnya yang sedikit sumringah dan bersemangat, saya agak lega.  Pembicaraan mereka usai.
Suami bergegas menemui perempuan di ujung telepon. Semoga memang orang baik. Ternyata yang menemukan HP suami saya adalah tiga siswi SMA yang kebetulan satu angkot. Mereka bertiga janji menunggu di halte terdekat. 

Benar saja, HP itu masih utuh. Sebagai ucapan terima kasih, suami memberi mereka  uang. Meski kami sadar sepenuhnya, bahwa kejujuran mereka tak bisa dinilai dengan materi. Setidaknya  kejujuran dan perbuatan baik mereka menjadi pelajaran dan hikmah tersendiri.

Kami juga bersyukur akan pertolongan Allah melalui ketiga siswi tadi. Semoga mereka, yang kemungkinan besar sekarang sekarang sudah bukan siswi lagi, senantiasa istiqomah berbuat baik dan selalu dilimpahi rahmat Allah SWT, amiin..

Graha Asri, 29 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar