Senin, 29 Juli 2013

Perbuatan Baik



Lagi-lagi saya teringat pertolongan Allah melalui orang lain, yang sampai kini membekas dalam ingatan saya. Seingat saya waktu itu Ahnaf masih TK. Kami akan membawanya ke RS Krakatau Medika di Cilegon. Kami naik angkot yang ternyata sudah penuh. Di dalam angkot, ada beberapa orang laki-laki dewasa yang duduknya berpencar. Ada pula kira-kira empat orang mahasiswi UPI Serang yang baru pulang kuliah. Kami bertiga tak menaruh curiga apa-apa. Suami memangku Ahnaf yang sedang sakit, di depan saya. Saya sendiri memangku tas dengan ukuran agak besar karena menyimpan beberapa baju, dompet, sedikit makanan, minuman juga HP.

Selama dalam perjalanan yang menempuh sekitar setengah jam itu, supir memang sering seperti mengerem mendadak, sering sekali yang saya sadari kemudian. Dalam perjalanan, seorang teman sempat menelepon saya, meski tidak lama. HP pun saya simpan kembali dalam tas. Seorang pria terlihat mau muntah sambil mencoba membuka jendela angkot. Tapi rupanya tak jadi muntah. Reflek, suami saya menawari minyak kayu putih. Dia menolak. Ketika sampai lampu merah Matahari, dua mahasiswi turun, yang dua masih di dalam angkot. Sambil masih mengerem berulang-ulang, akhirnya sampailah angkot tadi di tujuan kami, simpang Cilegon. Kami bertiga turun, disusul dua mahasiswi tadi. Sambil turun mereka berdua setengah terjengkang karena didorong dengan kasar oleh laki-laki yang masih di dalam angkot. Saya heran.

“Kenapa mbak?” tanya saya.
“Itu Bu, orang tadi marah sama saya, soalnya saya berusaha ngingetin Bapak (suami saya) biar hati-hati. Mereka kan copet Bu,” katanya.
“Masak sih mbak?” tanya saya lagi.
“Iya Bu, saya sebenernya turun di Matahari, tapi saya kasian Ibu sama Bapak, makanya saya ikut ke sini,” katanya lagi.
“Pantesan, dari tadi kok si mbak ini nyodok-nyodok kaki saya pake penggaris, ternyata maksudnya ini ya?” Suami saya ikut bicara.
“Iya Pak, tapi Bapaknya nggak nyadar-nyadar, maaf ya Pak..”
“Justru kita yang makasih mbak, udah ditolongin, mbak sampai ikut turun sini,” kata saya.
“Iya Bu, hati-hati ya, saya mau balik,” kata mereka.
“Mbak juga hati-hati ya..”
Begitulah saya tak bisa membalas kebaikan mereka, hanya Allah saja yang sanggup. Semoga hal ini juga jadi pelajaran buat semua. Kehati-hatian dan perbuatan baik. Sekecil apapun itu insyaAllah berkah.. Amiin..

Graha Asri, 29 Juli 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar